Selasa, 17 Maret 2009

Hubungan Ikan-ikan Pelagis Kecil Bergerombol dengan Lingkungan

lkan lemuru di perairan Selat Bali kelihatannya berhubungan erat dengan faktor- faktor lingkungannya, tenrtama terjadinya penaikan air atau upwelling Birowo, 1975).
Seperti halnya ikan S. longjceps di Teluk Aden, pertumbuhannya dipengaruhi oleh penaikan air dan pengayaan plankton, laju pertumbuhannya cepat pada periode penaikan air dan lambat pada periode tidak terjadi penaikan air atau non-upwelling (Edwards dan Shaher, 1987)
Ikan-ikan dupeid seperti jenis ten (anchovy), jenis lemuru (sardine) dan hering (Famili Engraulidae dan Clupeidae), yang oleh Adams (1980) disebut sebagai jenis-jenis organisme yang lebih bersifat "re-selection", merupakan sediaan-sediaan yang "poorly behaved dan sangat mudah berubah (Csirke, 1988), dibandingkan dengan sediaan- sediaan yang 'MI behaved seperti ikan plaice, haddock, sole, udang penaeid, paus bersirip (fin whale) dan sebagainya. Adanya perbedaan tingkah laku dari kedua macam stok di atas, adalah karena posisinya di dalam 'Yhrophic level". Untuk ikan-ikan pelagis kecil rantai makanannya biasanya sederhana, misalnya fitopknkton-teri, atau ftoplankton- zooplankton-lemuru. Pada umumnya species ikan pelagis kecil yang bergerombol adalah "filter feeder" atau "particulate plankton feeder", 'Yrophic level"nya relati rendah dan menempati posisi awal dalam rantai makanan di laut (gambar 3) sehingga memungkinkan sediaan-sediaan ini dapat mencapai tingkat-tingkat bimassa yang tertinggi (Csirke, 1988).
Ini terutama te rjadi di daerahdaerah dimana te rjadi proses penaikan air.
Penyebaran Menurut Whitehead (1985), ikan lemuru tersebar di lautan lndia bagian timur yaitu Phuket, Thailand, di pantai-pantai sebelah selatan Jawa Timur dan Bali; Australia sebelah barat, dan lautan Pasifik sebelah barat (Laut Jawa ke utara sampai Filiphina, Hong Kong, Pulau Taiwan sampai Jepang bagian selatan).
Penyebaran S. longjceps, suatu spesies yang paling dekat dengan ikan lemuru, adalah di Lautan lndia (hanya di bagian sebelah utara dan barat saja, Teluk Aden, teluk Oman, (tetapi kelihatannya tidak ada di Laut Merah), ke arah timur dibagian selatan India,di pantai timur Andhra; mungkin sampai ke Andaman), sedangkan S. neglecta hanya terdapat di Lautan lndia sebelah Barat (pantaiipantai Kenya dan Tanzania).
Di Indonesia, seiain di perairan Selat Bali dan sekitamya, ikan lemuru terdapat juga disebelah selatan Temate dan Teluk Jakarta. Pada waktu-waktu tertentu tertangkap juga di laut Jawa di luar pantai Jawa Tengah (Weber dan De Beaufort, 191 5 dalam Soe rjodinoto, 1960)
Baca Selengkapnya ya...

Ikan Lemuru (Sardinella Lemuru)


Di perairan Selat Bali tejadi penaikan air pada musim Timur, yang dimulai pada akhir bulan April dan berakhir pada permulaan bulan Oktober (Salijo, 1973). Pada waktu tejadinya penaikan air ini suhu air pada lapisan 0 - 50 m tidak pemah meiebihi 2PC, sedangkan pada musim Barat selalu diatas 2PC, bahkan bisa mencapai 31°C, Kadar garam di lapisan permukaan perairan Selat Baliadalah kebalikan dari pada keadaan suhu, yaitu lebih tinggi pada musim Timur, di daerah penangkapan, berkisar antara 33,80 - 34,50 ppm, sedangkan pada musim Barat selalu berada di bawah 33,80 ppm (32,OO - 33,80 ppm). Tetapi kadar oksigen baik pada musim timur maupun pada musim barat selalu tinggi, yaitu berkisar antara 3,00 - 5,O mVI.
Burhanuddin dan Praseno (1982) melaporkan data yang hampir sama dengan temuan di atas, yaitu pada waktu tejadinya penaikan air tejadi keadaan air yang bersalinitas tinggi di permukaan (34 ppm), dan suhu yang rendah berlosar 24,5 oC. Pada bulan Maret 1973 salinitas lebih rendah dari pada bulan Juli 1973, sedangkan kandungan haranya (terutama nitrat) lebih tinggi pada bulan Juli 1973 dibandingkan dengan bulan Maret 1973. Hal ini disebabkan karena tejadinya penaikan air pada bulan Juli 1973 dengan kecepatan massa air yang naik sebanyak kira-kira 17 m per bulan (Nontji dan Ilahude, 1975 dalam Burhanuddin dan Praseno, 1982). Zat-zat ham (fosfat dan nitrat) sangatlah diperlukan untuk berkembangnya titoplankton, sehingga kadar yang tinggi dari zat tersebut pada bulan Juli 1973 (nitrat) menyebabkan iitoplankton berkembang dengan cepat dan padat (blooming). tetapi kadar fosfat pada bulan Juli 1973 adalah rendah, ini mungkin disebabkan karena telah banyak dimanfaatkan oleh fotoplankton untuk berkembang (Burhanuddin dan Praseno, 1982).

Terrnoklin (lapisan air antara air bersuhu dingin dengan air bersuhu panas) di perairan Selat Bali pada akhir Februari dan permulaan Maret 1973 berkisar antara 50 - 75 m (Subani et al., 1973; Subani, 1976). Subani dan Sudradjat (1981), mendapatkan bahwa konsentrasi plankton di perairan paparan Bali umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan di bagian tengah selat ataupun di paparan Jawa (Jazirah Blambangan). Jurnlah cacah diatom pada bulan Maret 1973 adalah 58,8 x lo3 aeI/m3, dan jumlah ini naik menjadi 61,6 x 1 o3 ael/m3 pada bulan Juli 1973 (Burhanuddin dan Praseno, 1982).
Baca Selengkapnya ya...


gif maker
Ingin tukar link banner diatas silahkan copy code berikut ini :



Jika Anda ingin berdonasi silahkan klik dibawah ini :

100 Blog Indonesia Terbaik
Galuh Technologies Web Hosting - Registrasi Domain - Web Desain

Followers

Ikutlah bergabung disini :
Increase your PageRank

Top 10 Award

Program Affiliate



Masukkan Code ini K1-BC97EB-5
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com


Produk SMART Telecom

Blog Archive

Recent post

 

Copyright © 2009 by Laut biruku