Database yang diperlukan untuk pengkajian stok, yang pertama diperoleh sebagai data penangkapan atau pendaratan ikan, data biologi dan jumlah kapal yang beroperasi. Sedangkan kategori yang lain terdiri dari data yang diperoleh kapal penelitian yang irancang mengestimasi karakterisasi dari stok.
Data pendaratan ikan
Dengan jumlah jenis ikan yang banyak dan campuran jenis ikan kecil-kecil, dialami adanya kesulitan dalam menyusun statistik perikanan. Untuk menanggulangi hal tersebut ialah dengan mengelompokkan ikan-ikan kecil dalam kelompok ikan lain-lain.
Pengumpulan data statistik perikanan biasanya melalui tingkat Kabupaten/Kota Madya Daerah Tk.II, diteruskan ke Dinas Perikanan Tk.I dan Direktorat Jenderal Perikanan. Biasanya tiap tahun masing-masing tingkatan akan mengeluarkan buku statistik perikanan. Statistik perikanan berisi hasil tangkapan per jenis ikan utama di suatu pantai pendaratan ikan masing-masing propinsi untuk tiap alat penangkapan (Tingkat Nasional).
Upaya penangkapan: Dengan jumlah informasi yang sangat banyak, telah dikumpulkan oleh staf perikanan Daerah Tingkat II/Propinsi berupa jumlah kapal penangkapan, jumlah berbagai alat penangkapan dan ukurannya. Dengan keadaan letak kepulauan Indonesia yang tersebar luas, pengumpulan data statistik mengalami permasalahan tersendiri, ditambah dengan kualitas sumber daya manusia yang masih rendah dan dana yang terbatas.
Sejak tahun 1973, data tahunan tentang hasil tangkapan (kg) per alat tangkap (28 jenis alat) untuk masing-masing propinsi sudah bisa diperoleh dari buku Statistik Perikanan Indonesia yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian.
Data hasil kapal penelitian
Survei dengan alat trawl sering dilakukan secara sistematik untuk mengkaji sumber daya perikanan demersal terutama di Laut Jawa, Laut Cina Selatan dan Selat Malaka. Tiap stasion, hasil penangkapan disortir, ditimbang dan identifikasi jenis ikannya. Telah diketahui sekitar 118 spesies dan 30 grup spesies, ditambah 8 grup invertebrata dan trash fish. Jumlah trash fish sekitar 3-4% dari total hasil tangkapan trawl. Data lainnya yang dikumpulkan dari stasion penangkapan adalah aspek biologi ikan (panjang, berat, kematangan gorad, otolith dan sebagainya) dan parameter oseanografi.
Survei akustik dilakukan terutama diperairan laut dalam, seperti di Samudera India, Laut Cina Selatan, Laut Sulawesi. Tujuan survei untuk mengkaji distribusi ikan pelagis dan kelimpahannya, serta perubahan-perubahan sumber daya dari musim ke musim.
Penandaan ikan (tagging/marking), dengan cara melekatkan tanda (tags) pada bagian badan/sirip kemudian ikan dilepas lagi ke laut. Dari data ikan yang tertangkap kembali akan diketahui tentang parameter stok ikan: migrasi, mortalitas (total, alam dan penangkapan) pertumbuhan dan tingkat eksploitasi stok.
Baca Selengkapnya ya...
Data pendaratan ikan
Dengan jumlah jenis ikan yang banyak dan campuran jenis ikan kecil-kecil, dialami adanya kesulitan dalam menyusun statistik perikanan. Untuk menanggulangi hal tersebut ialah dengan mengelompokkan ikan-ikan kecil dalam kelompok ikan lain-lain.
Pengumpulan data statistik perikanan biasanya melalui tingkat Kabupaten/Kota Madya Daerah Tk.II, diteruskan ke Dinas Perikanan Tk.I dan Direktorat Jenderal Perikanan. Biasanya tiap tahun masing-masing tingkatan akan mengeluarkan buku statistik perikanan. Statistik perikanan berisi hasil tangkapan per jenis ikan utama di suatu pantai pendaratan ikan masing-masing propinsi untuk tiap alat penangkapan (Tingkat Nasional).
Upaya penangkapan: Dengan jumlah informasi yang sangat banyak, telah dikumpulkan oleh staf perikanan Daerah Tingkat II/Propinsi berupa jumlah kapal penangkapan, jumlah berbagai alat penangkapan dan ukurannya. Dengan keadaan letak kepulauan Indonesia yang tersebar luas, pengumpulan data statistik mengalami permasalahan tersendiri, ditambah dengan kualitas sumber daya manusia yang masih rendah dan dana yang terbatas.
Sejak tahun 1973, data tahunan tentang hasil tangkapan (kg) per alat tangkap (28 jenis alat) untuk masing-masing propinsi sudah bisa diperoleh dari buku Statistik Perikanan Indonesia yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian.
Data hasil kapal penelitian
Survei dengan alat trawl sering dilakukan secara sistematik untuk mengkaji sumber daya perikanan demersal terutama di Laut Jawa, Laut Cina Selatan dan Selat Malaka. Tiap stasion, hasil penangkapan disortir, ditimbang dan identifikasi jenis ikannya. Telah diketahui sekitar 118 spesies dan 30 grup spesies, ditambah 8 grup invertebrata dan trash fish. Jumlah trash fish sekitar 3-4% dari total hasil tangkapan trawl. Data lainnya yang dikumpulkan dari stasion penangkapan adalah aspek biologi ikan (panjang, berat, kematangan gorad, otolith dan sebagainya) dan parameter oseanografi.
Survei akustik dilakukan terutama diperairan laut dalam, seperti di Samudera India, Laut Cina Selatan, Laut Sulawesi. Tujuan survei untuk mengkaji distribusi ikan pelagis dan kelimpahannya, serta perubahan-perubahan sumber daya dari musim ke musim.
Penandaan ikan (tagging/marking), dengan cara melekatkan tanda (tags) pada bagian badan/sirip kemudian ikan dilepas lagi ke laut. Dari data ikan yang tertangkap kembali akan diketahui tentang parameter stok ikan: migrasi, mortalitas (total, alam dan penangkapan) pertumbuhan dan tingkat eksploitasi stok.