Di perairan Selat Bali tejadi penaikan air pada musim Timur, yang dimulai pada akhir bulan April dan berakhir pada permulaan bulan Oktober (Salijo, 1973). Pada waktu tejadinya penaikan air ini suhu air pada lapisan 0 - 50 m tidak pemah meiebihi 2PC, sedangkan pada musim Barat selalu diatas 2PC, bahkan bisa mencapai 31°C, Kadar garam di lapisan permukaan perairan Selat Baliadalah kebalikan dari pada keadaan suhu, yaitu lebih tinggi pada musim Timur, di daerah penangkapan, berkisar antara 33,80 - 34,50 ppm, sedangkan pada musim Barat selalu berada di bawah 33,80 ppm (32,OO - 33,80 ppm). Tetapi kadar oksigen baik pada musim timur maupun pada musim barat selalu tinggi, yaitu berkisar antara 3,00 - 5,O mVI.
Burhanuddin dan Praseno (1982) melaporkan data yang hampir sama dengan temuan di atas, yaitu pada waktu tejadinya penaikan air tejadi keadaan air yang bersalinitas tinggi di permukaan (34 ppm), dan suhu yang rendah berlosar 24,5 oC. Pada bulan Maret 1973 salinitas lebih rendah dari pada bulan Juli 1973, sedangkan kandungan haranya (terutama nitrat) lebih tinggi pada bulan Juli 1973 dibandingkan dengan bulan Maret 1973. Hal ini disebabkan karena tejadinya penaikan air pada bulan Juli 1973 dengan kecepatan massa air yang naik sebanyak kira-kira 17 m per bulan (Nontji dan Ilahude, 1975 dalam Burhanuddin dan Praseno, 1982). Zat-zat ham (fosfat dan nitrat) sangatlah diperlukan untuk berkembangnya titoplankton, sehingga kadar yang tinggi dari zat tersebut pada bulan Juli 1973 (nitrat) menyebabkan iitoplankton berkembang dengan cepat dan padat (blooming). tetapi kadar fosfat pada bulan Juli 1973 adalah rendah, ini mungkin disebabkan karena telah banyak dimanfaatkan oleh fotoplankton untuk berkembang (Burhanuddin dan Praseno, 1982).
Terrnoklin (lapisan air antara air bersuhu dingin dengan air bersuhu panas) di perairan Selat Bali pada akhir Februari dan permulaan Maret 1973 berkisar antara 50 - 75 m (Subani et al., 1973; Subani, 1976). Subani dan Sudradjat (1981), mendapatkan bahwa konsentrasi plankton di perairan paparan Bali umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan di bagian tengah selat ataupun di paparan Jawa (Jazirah Blambangan). Jurnlah cacah diatom pada bulan Maret 1973 adalah 58,8 x lo3 aeI/m3, dan jumlah ini naik menjadi 61,6 x 1 o3 ael/m3 pada bulan Juli 1973 (Burhanuddin dan Praseno, 1982).
Comments :
0 komentar to “Ikan Lemuru (Sardinella Lemuru)”
Posting Komentar